Masih segar dalam ingatan, pertama kali memutuskan untuk berkecimpung di Bina Antarbudaya, suatu yayasan di Indonesia yang mengelola pertukaran pelajar. Dimulai dengan tekad yang kuat untuk bisa menyentuh tanah negeri orang, menemukan pelajaran yang mungkin takkan ditemukan di tanah air.
Chapter Padang, di sinilah aku memulainya. Membeli pin pendaftaran di sebuah kantor mungil bersejarah, ditemani Papa yang senantiasa membantuku. Mengisi serangkaian formulir online ditemani Mama yang selalu sabar menjawab pertanyaan-pertanyaan. Lalu mengikuti serangkaian seleksi yang ketat bersama ribuan siswa Indonesia yang juga ingin mendapatkan kesempatan itu.
Seleksi Tahap 1, pengetahuan umum, Bahasa Inggris dan Essay. Alhamdulillah, semuanya terlewati.
Seleksi Tahap 2, Interview Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Allah SWT memberikan kesempatan untuk lolos
Seleksi Tahap 3, Dinamika kelompok. Alhamdulillah, Allah SWT mempercayaiku.
Hari demi hari kulewati dengan kecemasan lantaran takut akan Hal-Hal yang terjadi di kemudian hari. Datanglah sebuah panggilan untuk mengikuti Home interview bersama teman-teman yang juga lulus hingga Tahap 3. Tentu saja, aku bersama kedua orang tuaku hadir dalam panggilan itu. Bertempat di MTsN Model Padang, dihadiri oleh kandidat dan orang tua. Menjawab serangkaian pertanyaan yang dilontarkan oleh Tante Im, ketua koordinator Chapter Padang.
Lagi-lagi menunggu. Menunggu panggilan selanjutnya untuk mengikuti seleksi nasional. Alhamdulillah, aku mendapatkan kesempatan itu. 24 November 2012, aku berangkat ke Jakarta bersama teman-teman kandidat chapter Padang lainnya. Bertemu dengan 53teman dari beberapa perjuru Indonesia. Batch 3, the unforgettable people. Berjuang bersama-sama mengikuti serangkaian seleksi yang diatur sedemikian rupa selama 3 hari. Dinamika Kelompok 1, River of life, Dinamika Kelompok 2, Interview dalam dua Bahasa, Essay Bahasa Inggris dan Secondari Level English Proficiency (SLEP test). Masih teringat ketika aku menuliskan River dengan huruf "f" dan tulisan itu di-post di twitter Kak Sari. Postingan itu dapat dilihat di sini dan untuk cerita lengkap mengenai seleksi nasional dapat dilihat di sini serta di sini.
Sebulan kemudian aku tahu bahwa aku lulus dalam test ini meskipun beberapa waktu kemudian aku tahu bahwa score SLEP test ku tak mencapai kriteria dan aku harus mengikuti kursus Bahasa Inggris selama 60jam. Namun aku masih tidak berani untuk yakin 100% berangkat karena pepatah AFS yang selalu mengatakan "Kamu belum tentu berangkat sebelum Kamu berada di pesawat." Aku pun menjalani serangkaian hari penuh kegalauan ditemani oleh setumpuk berkas. Menjalani berbagai imunisasi, bertemu dengan banyak jarum suntik dan beberapa kali menjalani roentgen. Hingga panggilan untuk mengikuti visa camp datang. Aku berangkat bersama Nata dan Keke dari BIM. Hanya bertiga. Alhamdulillah, Allah SWT berkenan memberikan kesempatan itu kepadaku dan 85 teman seperjuangan.
26 Juli 2013, aku dan teman-teman kandidat Chapter Padang kembali ke tanah Jakarta. Hari itu adalah saatnya untuk lapor diri. Bertempat di kantor nasional, Jl. limau. Seketika tempat itu ramai oleh para kandidat dari seluruh Indonesia. Hari itu aku dan teman-teman chapter Padang serta Palembang menginap di rumah saudara Mitha. Masih teringat ketika kami ke MOI membeli beberapa peralatan. Aku sibuk mencari jam weker bersama Kevin, Faisal dan Rangga. Begitu senang ketika menemukannya.
27 Juli 2013, orientasi dimulai. Bersama 116 teman AFS dan YES di sebuah tempat kenangan bernama Graha Insan Cita, kami semua dididik untuk menjadi orang yang lebih baik. Mengikuti serangkaian sesi yang didukung oleh narasumber luar biasa dan ditemani oleh kakak-kakak panitia yang rela meninggalkan berbagai aktivitas demi kami para ambassador muda. Menjalani latihan talent show dengan kakak-kakak talent untuk dipersembahkan kepada orang-orang tercinta. Divisi tari, vocal dan musik. Memakan sepotong roti dan meminum segelas susu setiap malam. Berkali-kali tidak sahur dan tetap berusaha untuk bisa berpuasa. Sungguh, rangkaian pelajaran yang takkan terlupakan.
31 Juli 2013, talent show. Untaian Cinta Nusantara. Pertunjukan paling luar biasa dalam hidupku. Mama, Papa, Kiky dan Angku datang untuk melihat pertunjukanku. Juga menyematkan tanda merah putih di dadaku. Tangisan berderai dimana-mana. Bukan sedih, namun haru dan bangga. Satu hal yang tak bisa kulupakan, seseorang mengatakan kepadaku (Kalau tidak salah, Ucok) "Yun, Tujuan kita pergi ke sini Yun!" Sambil menunjukkan tanda merah putih di dada. Iya teman, tujuan kita pergi adalah kesini, ke Indonesia.
4 Agustus 2013, kunjungan ke rumah Vice President US Embassy bersama 84 teman YES ditemani oleh kakak-kakak panitia. Bertemu dengan para American yang juga merupakan ambassador. Mendapatkan banyak bekal sebelum berangkat. Luar biasa! Kembali ke Graha Insan Cita dan bersalaman dengan semua keluarga Bina Antarbudaya yang ada. Meminta doa restu untuk keselamatan selama di negeri orang.
5 Agustus 2013, perjalanan dimulai. Mulai dari bangun pagi, sahur dengan Nastiti dan teman-teman lainnya. Bertemu dengan orang tua untuk 3 jam. Sempat meneteskan air mata. Air mata kebahagiaan bercampur sedih. Briefing dan mengenakan YES T-Shirt. Group Leader, sweeper dan group 1 serta pita coklat. Kemudian berangkat ke bandara bersama 67 teman-teman YES batch 1 diiringi kakak-kakak. Merekam memori dengan lensa kamera sambil menunggu keberangkatan.
Perjalanan dimulai....
Diiringi lagu fenomenal yang tak terlupakan.
Kau dengar laguku dalam simfoni.
Tiada lagi melodi dapat kucipta
Tanpa senyummu...
Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Bilapun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari qalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai...
Kami menjalani segalanya dengan lancar. Terlambat berbuka puasa karena tak Ada air minum. Semua serba susah. Namun harus dijalani demi Cita-Cita. Bersama Malaisya Airlines kami memulainya. Mendarat di Kuala Lumpur dan berlari untuk penerbangan selanjutnya. heathrow, London. Pendaratan kedua. Bersama Kak Andries, Joev dan Nastiti. Lalu melanjutkan perjalanan dengan United Airways menuju Washington Dulles Airport, Washington D.C.
Bersama Kak Heidy dan Dany ke baggage claim karena kursi rodaku dan koper Dany rusak. Juga Joev yang tidak menemukan kopernya. Kemudian lanjut menuju hotel bersama para volunteer AFS. Dan kehidupan baruku dimulai.........
Sebulan kemudian aku tahu bahwa aku lulus dalam test ini meskipun beberapa waktu kemudian aku tahu bahwa score SLEP test ku tak mencapai kriteria dan aku harus mengikuti kursus Bahasa Inggris selama 60jam. Namun aku masih tidak berani untuk yakin 100% berangkat karena pepatah AFS yang selalu mengatakan "Kamu belum tentu berangkat sebelum Kamu berada di pesawat." Aku pun menjalani serangkaian hari penuh kegalauan ditemani oleh setumpuk berkas. Menjalani berbagai imunisasi, bertemu dengan banyak jarum suntik dan beberapa kali menjalani roentgen. Hingga panggilan untuk mengikuti visa camp datang. Aku berangkat bersama Nata dan Keke dari BIM. Hanya bertiga. Alhamdulillah, Allah SWT berkenan memberikan kesempatan itu kepadaku dan 85 teman seperjuangan.
26 Juli 2013, aku dan teman-teman kandidat Chapter Padang kembali ke tanah Jakarta. Hari itu adalah saatnya untuk lapor diri. Bertempat di kantor nasional, Jl. limau. Seketika tempat itu ramai oleh para kandidat dari seluruh Indonesia. Hari itu aku dan teman-teman chapter Padang serta Palembang menginap di rumah saudara Mitha. Masih teringat ketika kami ke MOI membeli beberapa peralatan. Aku sibuk mencari jam weker bersama Kevin, Faisal dan Rangga. Begitu senang ketika menemukannya.
27 Juli 2013, orientasi dimulai. Bersama 116 teman AFS dan YES di sebuah tempat kenangan bernama Graha Insan Cita, kami semua dididik untuk menjadi orang yang lebih baik. Mengikuti serangkaian sesi yang didukung oleh narasumber luar biasa dan ditemani oleh kakak-kakak panitia yang rela meninggalkan berbagai aktivitas demi kami para ambassador muda. Menjalani latihan talent show dengan kakak-kakak talent untuk dipersembahkan kepada orang-orang tercinta. Divisi tari, vocal dan musik. Memakan sepotong roti dan meminum segelas susu setiap malam. Berkali-kali tidak sahur dan tetap berusaha untuk bisa berpuasa. Sungguh, rangkaian pelajaran yang takkan terlupakan.
31 Juli 2013, talent show. Untaian Cinta Nusantara. Pertunjukan paling luar biasa dalam hidupku. Mama, Papa, Kiky dan Angku datang untuk melihat pertunjukanku. Juga menyematkan tanda merah putih di dadaku. Tangisan berderai dimana-mana. Bukan sedih, namun haru dan bangga. Satu hal yang tak bisa kulupakan, seseorang mengatakan kepadaku (Kalau tidak salah, Ucok) "Yun, Tujuan kita pergi ke sini Yun!" Sambil menunjukkan tanda merah putih di dada. Iya teman, tujuan kita pergi adalah kesini, ke Indonesia.
4 Agustus 2013, kunjungan ke rumah Vice President US Embassy bersama 84 teman YES ditemani oleh kakak-kakak panitia. Bertemu dengan para American yang juga merupakan ambassador. Mendapatkan banyak bekal sebelum berangkat. Luar biasa! Kembali ke Graha Insan Cita dan bersalaman dengan semua keluarga Bina Antarbudaya yang ada. Meminta doa restu untuk keselamatan selama di negeri orang.
5 Agustus 2013, perjalanan dimulai. Mulai dari bangun pagi, sahur dengan Nastiti dan teman-teman lainnya. Bertemu dengan orang tua untuk 3 jam. Sempat meneteskan air mata. Air mata kebahagiaan bercampur sedih. Briefing dan mengenakan YES T-Shirt. Group Leader, sweeper dan group 1 serta pita coklat. Kemudian berangkat ke bandara bersama 67 teman-teman YES batch 1 diiringi kakak-kakak. Merekam memori dengan lensa kamera sambil menunggu keberangkatan.
Perjalanan dimulai....
Diiringi lagu fenomenal yang tak terlupakan.
Kau dengar laguku dalam simfoni.
Tiada lagi melodi dapat kucipta
Tanpa senyummu...
Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Bilapun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari qalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai...
Kami menjalani segalanya dengan lancar. Terlambat berbuka puasa karena tak Ada air minum. Semua serba susah. Namun harus dijalani demi Cita-Cita. Bersama Malaisya Airlines kami memulainya. Mendarat di Kuala Lumpur dan berlari untuk penerbangan selanjutnya. heathrow, London. Pendaratan kedua. Bersama Kak Andries, Joev dan Nastiti. Lalu melanjutkan perjalanan dengan United Airways menuju Washington Dulles Airport, Washington D.C.
Bersama Kak Heidy dan Dany ke baggage claim karena kursi rodaku dan koper Dany rusak. Juga Joev yang tidak menemukan kopernya. Kemudian lanjut menuju hotel bersama para volunteer AFS. Dan kehidupan baruku dimulai.........
Komentar
Posting Komentar